Bismillah...
Ngomongin soal bisnis, dewasa ini semakin banyak animo masyarakat yang ingin terjun dalam dunia bisnis. Topik-topik soal bisnis pun menjadi materi yang begitu menarik untuk diketahui karena ingin menjadi pebisnis yang sukses. Namun, jangan lupa sebagai ummat Islam, kita telah memiliki sosok teladan mulia, yaitu Nabi SAW yang sukses dalam menjalankan bisnisnya. Tidak hanya sekadar sukses dalam takaran dunia semata namun juga sukses yang berlimpah berkah. Nah, seperti apa strategi bisnis beliau? Yuk kita simak penjelasan selengkapnya! ^_^
Strategi 1: Menjadikan Pekerjaan sebagai Ibadah
Dalam Islam, seorang mukmin wajib bekerja atau berusaha untuk
mencukupi kebutuhan dirinya dan keluarga. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran
surah Al-Jumu’ah ayat 10.
فَاِذَا
قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ
اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Artinya:
“Apabila salat (Jumat) telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di bumi, carilah
karunia Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” Islam juga mencintai
seorang mukmin yang rajin bekerja, mandiri, dan rajin memberi. Bahkan,
Rasulullah SAW menyebut bekerja sebagai jihad di jalan Allah SWT ketika
dilakukan dengan niat yang baik.
Sumber Gambar: Pixabay |
Hal tersebut sebagaimana diriwayatkan dalam hadits bahwa
beberapa sahabat melihat seorang pemuda kuat yang giat bekerja. Mereka berkata:
“Andai saja ini dilakukan untuk jihad di jalan Allah SWT. “ Nabi SAW kemudian
bersabda: “Janganlah kamu berkata seperti itu. Jika ia bekerja untuk menafkahi
anak-anaknya yang masih kecil, maka ia berada di jalan Allah. Jika ia bekerja
untuk menafkahi kedua orang tuanya yang sudah tua, maka ia di jalan Allah. Dan
jika ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya, maka ia pun di jalan Allah.
Namun, jika ia bekerja dalam rangka riya atau berbangga diri, maka ia di jalan
setan (HR. Thabrani).
Baca Juga: Rahasia Luqmanul Hakim Meraih Hikmah
Aktivitas bekerja ini bahkan juga dilakukan oleh para Nabi
Allah, manusia paling mulia di muka bumi ini. Dalam Alquran, Allah SWT
menyebutkan bahwa para Nabi juga seperti manusia pada umumnya, termasuk bekerja
dan mencari penghidupan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Furqan
ayat 20.
وَمَآ
اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّآ اِنَّهُمْ لَيَأْكُلُوْنَ
الطَّعَامَ وَيَمْشُوْنَ فِى الْاَسْوَاقِۗ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ
فِتْنَةً ۗ اَتَصْبِرُوْنَۚ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيْرًا ࣖ ۔
Artinya: “Kami tidak mengutus rasul-rasul
sebelummu (Nabi Muhammad), melainkan mereka pasti menyantap makanan dan
berjalan di pasar. Kami menjadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian
yang lain. Maukah kamu bersabar? Tuhanmu Maha Melihat.”
Nabi Adam AS bertani, Nabi Ibrahim AS menjual pakaian, Nabi Nuh AS dan Nabi Zakaria AS menjadi tukang kayu, Nabi Idris AS menjadi penjahit, Nabi Musa AS menjadi penggembala, Nabi Daud AS membuat baju besi, dan Nabi Muhammad SAW selain menjadi penggembala kambing juga berdagang. Nabi SAW pernah melakukan perjalanan bisnis ke negeri Syam untuk menjual barang-barang dagangan milik Khadijah RA. Oleh karenanya, Islam sangat mendorong ummatnya untuk bekerja dan berusaha dalam mencari penghidupan.
"Tidaklah seseorang memakan makanan yang lebih baik dari makanan yang dihasilkan dari pekerjaan tangannya sendiri (HR. Bukhari)."
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat kita pahami bahwa agar aktivitas pekerjaan yang kita lakukan, termasuk dalam berbisnis, dapat bernilai ibadah, maka kita harus meniatkannya untuk mencari ridha Allah SWT dan dalam rangka beribadah kepada-Nya karena setiap amal tergantung pada niatnya. Jangan sampai kita salah niat, agar pekerjaan yang kita lakukan tidak sia-sia.
Wallahu a’lam. Insyaallah pembahasan mengenai strategi ke-2 akan berlanjut pada artikel berikutnya.
Referensi:
Jarifin,
A. (2019). 88 strategi bisnis ala rasulullah yang tak pernah rugi.
Yogyakarta: Araska.
Comments
Post a Comment